Kamis, 15 Juli 2010

Cahaya Membawa ke Bulan


Cahaya membawaku ke bulan? Lebih tepatnya sinar laser membawaku ke bulan! Karena pesawat dengan teknologi baru ini memanfaatkan sinar laser untuk mengangkatnya ke udara dan terbang menuju luar angkasa.

Cahaya merupakan energi yang menyertai dari proses perpindahan elektron dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah (kembalinya elektron yang sudah tereksitasi ke tempatnya semula). Elektron tersebut berada dalam keadaan tereksitasi karena diberikan energi (misalnya energi panas). Untuk kembali ke keadaan awalnya energi tersebut harus dilepaskan kembali (dilepaskan dalam bentuk energi cahaya).

Sinar LASER (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation) mempunyai karakteristik tersendiri: monokromatik (satu panjang gelombang yang spesifik), koheren (pada frekuensi yang sama), dan menuju satu arah yang sama sehingga cahayanya menjadi sangat kuat, terkonsentrasi, dan terkoordinir dengan baik. Cahaya biasa (bukan sinar laser) memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda, dengan frekuensi berbeda-beda pula (incoherent light) sehingga cahayanya termasuk cahaya yang lemah.

Untuk mendapatkan cahaya yang monokromatik, koheren, terkonsentrasi, dan menuju satu arah yang sama diperlukan teknologi yang dapat mengendalikan emisi cahaya. Bagaimana cara mengontrol emisi cahaya ini? Dengan menggunakan bantuan cermin!

Pada kecepatan hipersonik ini sebagian energi gelombang mikro yang berhasil ditangkap oleh rectenna digunakan juga untuk kedua magnet tadi (mesin elektromagnetik). Mesin elektromagnetik ini digunakan untuk mempercepat partikel-partikel udara yang mengalir di sepanjang pesawat (slip stream). Dengan mempercepat slip stream pesawat canggih ini dapat terbang pada kecepatan hipersonik tanpa menghasilkan sonic boom (ledakan sonik). Ini berarti pesawat yang mirip UFO ini dapat meluncur dengan tenang tanpa suara sedikit pun.

Kamis, 08 Juli 2010

Meteor ?


Meteorid bergerak cepat sekali karena adanya gaya grafitasi matahari. Matahari menarik meteorid dari jauh, makin lama makin cepat. Ketika sudah dekat matahari, meteorid segera di belokkan dan bergerak menjauhi matahari. Ketika Meteorid ini bergerak melewati Bumi , gaya grafitasi Bumi menarik meteorid dan masuk ke atmosfir bumi. Meteorid bertumbukan dengan partikel udara di atmosfir menyebabkan meteorid ini berpijar menjadi meteor.
Meteor yang jatuh ke Bumi bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi. Kecepatan rata-ratanya sekitar 10 - 70 kilometer per detik. Cepat sekali, kan? Bandingkan dengan kecepatan kereta api super cepat Shinkansen yang hanya 83,3 meter per detik atau 300 kilometer per jam. Meteor paling lama berpijar di langit sekitar 3 detik. Planet-planet terlalu jauh letaknya dari Bumi jadi tidak jatuh ke Bumi. Begitu Juga dengan asteroid, meski sangat kecil tetapi misebagian besar letaknya lebih jauh dari planet Mars. Itulah mengapa asteroid dan planet tidak jatuh ke Bumi.

Jumat, 18 Juni 2010

DUNIA BARU DI MARS


Ketertarikan manusia bumi terhadap Planet Mars sangatlah wajar. Mars terlihat begitu merah membara, begitu pula perbedaan muncul dengan keadaan Bumi saat ini. Alasan utamanya adalah Bumi yang selalu kita singgahi sudah banyak mendapatkan ancaman yang sangat serius, adanya Warning Global, kepadatan penduduk bahkan pencemaran lingkungan. Oleh karenanya, jauh-jauh hari manusia berpikir lebih matang untuk bermigran ke lokasi lainnya, Planet Mars.

Konon, dahulunya Bumi ini memiliki kemiripan dengan Mars, dimana kondisi lingkungan Bumi pada atmosfernya tidak terdapat sebagian oksigen. Keberadaan oksigen diakibatkan oleh bakteri-bakteri fotosintesis, sehingga binatang mulai bermunculan dan Bumi ini telah diisi oleh kehidupan.

Adapun berbagai cara dilakukan untuk memperoleh kesamaan keduanya hingga saat ini. Hal yang paling progress adalah memanaskan Planet Mars dengan cahaya Matahari. Meskipun jauh jaraknya, ilmu fisika lah yang selalu siap menggugah proyek tersebut. Apalagi NASA (National Aeronautics and Space Administration) ikut ambil alih di dalamnya.

Selain itu, manusia berupaya penuh untuk mengidentifikasikan jenis asteroid yang akan menabrakkan Mars. Hal ini dipilih asteroid yang memiliki gas amonia yang tinggi, agar menghangatkan Mars dan membantu menebalkan lapisan atmosfer yang tipis.

Proses keseluruhannya tentu saja membutuhkan waktu ribuan tahun, dengan teknologi yang ada dan yang dikembangkan dengan nanoteknologi. Usaha mengubah Mars menjadi tempat tinggal manusia yang baru dan bukanlah hal yang mustahil.

Sabtu, 29 Mei 2010

BULAN


Bulan Adalah Satelit Bumi. Jarak antara titik pusat Bulan dan titik pusat Bumi kira-kira 384.403 km. Jarak tersebut akan relatif sama dari mulai Bulan terbit sampai terbenam. Karena jarak Bumi dan Bulan relatif sama maka diameter Bulan akan selalu terlihat sama.

Memang sebenarnya jarak Bumi dan Bulan tidak tetap karena lintasan Bulan tidak benar-benar berupa lingkaran, tetapi perubahan ukuran Bulan karena hal tersebut tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Sebenarnya ukuran Bulan selalu sama, hanya saja kita kadang-kadang melihatnya seolah-olah lebih besar.

Biasanya Bulan terlihat lebih besar ketika terbit atau terbenam. Hal tersebut terjadi karena ketika terbit atau terbenam, posisi Bulan terlihat sejajar dengan permukaan Bumi, sehingga kita dapat membandingkan ukuran Bulan dengan rumah, gedung, dan benda-benda lain yang ada di permukaan Bumi.

Pemandangan tersebut yang membuat Bulan seolah-olah terlihat lebih besar. Kita dapat membuktikan kalau ukuran Bulan tidak berubah dengan mengukur diameter Bulan yang kita lohat ketika terbit dan setalahnya, ternyata diameternya tidak berubah.

Kedipan Bintang di Malam Hari


RIBUAN bintang akan terus berkedip, saat kita menyaksikan pemandangan langit di malam hari. Namun sebenarnya, kedipan cahaya yang dihasilkan bintang-bintang itu merupakan cahaya yang konstan.

Cahaya bintang yang sampai ke mata kita menempuh perjalanan melaui ruang hampa dan menembus atmosfir Bumi. Atmosfir terdiri dari udara yang memiliki indeks bias yang besarnya berbeda-beda tergantung dari kepadatannya

Dengan adanya pergerakan udara di atmosfer, maka cahaya dari bintang yang sampai ke mata kita harus menembus udara dengan indeks bias yang berbeda-beda. Oleh karenanya, cahaya bintang terlihat berkedip.

Bintang yang berada pada garis horizontal harus melewati lapisan atmosfir lebih jauh daripada bintang yang tepat berada di atas kita, sehingga akan terlihat lebih berkedip.

Jumat, 28 Mei 2010

BERLAYAR DI ANGKASA


Berlayar kok di luar angkasa? Bagaimana caranya? Apakah di luar angkasa yang sepi dan gelap itu ada cukup angin yang dapat mengembangkan layar seperti angin laut yang mengembangkan layar dan mengarahkan kapal-kapal laut? Nah, di sinilah kunci utamanya! Menurut fisika, berlayar di luar angkasa tidak mustahil! Tetapi konsep yang digunakan berbeda dengan konsep berlayar menggunakan kapal laut. Di luar angkasa yang luas itu, ‘kapal layar’ tidak mengembang dan meluncur dengan bantuan angin. Ada sesuatu yang lain yang membantu pelayaran di dunia asing ini.

Satu perbedaan utama terletak pada layar yang digunakan. Kapal laut selalu menggunakan layar yang terbuat dari bahan kain yang cukup kuat untuk menerima terpaan angin selama berlayar. ‘Kapal layar luar angkasa’ justru menggunakan layar yang terbuat dari cermin! Kapal yang mengambang di ruang angkasa ini sama sekali tidak tergantung dari angin, tetapi justru sangat tergantung oleh cahaya yang dipancarkan oleh matahari. Karena itulah layar ini mendapat julukan solar sail (solar = matahari, sail = layar). Mau tahu cara kerja solar sail?

Ada tiga hal yang sangat dibutuhkan supaya pesawat luar angkasa yang menggunakan solar sail bisa mengarungi jagad raya dengan mulus. Yang pertama dan yang paling utama adalah sinar matahari. Yang kedua adalah cermin yang sangat besar (luasnya bisa sebesar luas lapangan sepak bola!) tetapi sangat tipis. Yang ketiga adalah roket yang bisa digunakan untuk melemparkan pesawat ke orbit di luar angkasa. Sesudah diluncurkan dan berhasil keluar dari atmosfer bumi, roket ini dilepaskan sehingga pesawat bisa melayang sendiri dengan layarnya
yang unik. Layar ini adalah cermin yang sangat luas tadi. Di luar angkasa, cahaya matahari dapat menyerbu cermin itu.

Posisi dan arah solar sail terhadap sinar matahari sangat mempengaruhi kecepatan dan pergerakannya di luar angkasa. Karena matahari tidak pernah berhenti bersinar, pasokan energi bagi pesawat pun semakin lama semakin banyak. Pesawat ini tidak membutuhkan bahan bakar karena bahan bakarnya adalah sinar matahari yang terus-menerus mendorongnya di luar angkasa. Semakin lama diserbu oleh sinar matahari (semakin banyak tekanan yang diterima cermin) semakin besar pula percepatan (dorongan) yang dihasilkan. Itulah sebabnya cermin yang digunakan sebagai layar harus berukuran super besar.

Pesawat luar angkasa masa depan yang dilengkapi solar sail ini akan menjadi mata bagi kita yang ingin mengintip jagad raya ini. Pesawat ini akan dilengkapi dengan berbagai kamera, peralatan elektronika, alat komunikasi, dan komputer yang sangat canggih sehingga dapat merekam dan melaporkan hasil intipannya itu kembali ke bumi. Para peneliti yang terus memantau perjalanan
pesawat ini pun dapat ikut menikmati semua yang berhasil direkam oleh kamera-kamera tadi sepanjang perjalanan pesawat menembus galaksi, tanpa perlu khawatir bahwa pesawat akan kehabisan energi.

PERANG DI LUAR ANGKASA


Ini bukan seperti perang bintang yang digambarkan dalam film legendaris Star Wars. Perang ini terjadi di luar angkasa dalam upaya mencegah terjadinya perang di bumi ini. Bagaimana caranya? Seperti apa perang yang terjadi di luar angkasa ini? Perang ini adalah Perang Teknologi!

Laser kimia misalnya, merupakan senjata yang memanfaatkan sinar laser yang dihasilkan dari pencampuran beberapa bahan kimia. Bahan kimia yang digunakan bisa bermacam-macam. Yang saat ini menjadi favorit para peneliti adalah Hidrogen Fluorida (HF), Deuterium Fluorida (DF), dan Chemical Oxygen Iodine Laser (COIL).

Lalu Particle beams, merupakan senjata yang bisa menembakkan partikelpartikel subatomik (dengan cara mempercepat elektron dan proton, atau atomatom hidrogen) pada kecepatan yang sangat tinggi, bahkan mendekati kecepatan cahaya. Karena kecepatannya mendekati kecepatan cahaya, target yang sedang meluncur cepat pun dapat ditembak dengan cukup mudah. Senjata ini pun dapat menghasilkan energi yang jauh lebih besar dari senjata laser sehingga dapat dapat
menghancurkan targetnya dengan lebih sempurna.

Dan senjata yang terakhir adalah pesawat luar angkasa yang khusus dirancang untuk keperluan militer. Model yang digunakan untuk pesawat ini adalah desain pesawat X-33 yang kecil dan lincah.

Korelasinya adalah kita memerlukan suatu bahan yang ringan yang dapat dikirim ke luar angkasa sebagai stasiun penghasil energi. Bahan yang ringan ini harus cukup kuat untuk menjadi sumber tenaga di luar angkasa. Bahan lightweight inilah yang sedang gencar dikembangkan dalam berbagai penelitian nanoteknologi.

Nanoteknologi merupakan teknologi yang mengutak-atik atom-atom dan molekul-molekul dalam ukuran nano (1 nanometer = 1/1.000.000.000 meter). Dengan nanoteknologi, kita nantinya bisa menyusun atom-atom atau molekulmolekul supaya berbaris sesuai dengan keinginan kita, tanpa ada satu pun atom atau molekul yang ‘nyasar’ atau berada di tempat yang salah. Ketepatan inilah yang menyebabkan tingginya kualitas materi-materi yang didesain pada skala nano (nanoscale designed materials).

Materi-materi berkualitas tinggi ini sering disebut smart materials karena biasanya dirancang khusus untuk keperluan tertentu. Materi yang dibutuhkan untuk sumber tenaga di luar angkasa merupakan salah satu smart material yang dirancang khusus sehingga materi ini dapat bertahan pada kondisi lingkungan di luar angkasa yang sangat berbeda dengan kondisi atmosfer bumi. Materi yang hebat ini dapat dibuat sangat tipis karena tidak ada atom atau molekul pengotor yang ‘nyasar’ seperti halnya pada berbagai materi yang dihasilkan oleh teknologi makro. Karena tipis (mungkin hanya satu lapis atom saja) materi ini pun menjadi sangat ringan. Ringan tetapi kuat dan hebat!

KEAJAIBAN MATAHARI


Matahari adalah unit terbesar dari sistem tata surya kita. Matahari sangatlah panas dan mengandung gas yang selalu terbakar. Di permukaannya selalu terjadi ledakan bagaikan jutaan bom atom yang dijatuhkan tiap waktu. Ledakan ini menghasilkan lidah api raksasa yang ukurannya 40 atau 50 kali lebih besar dari bumi kita.

Matahari seperti bola api raksasa yang memberikan panas dan cahaya yang sangat besar dari permukaannya. Ruang angkasa, bagaimanapun, gelap gulita. Bumi kita adalah salah satu bagian yang indah dari kegelapan mutlak itu. Dan, tidak ada unit lain selain matahari di tata surya kita yang mampu menyinari dan menghangatkan bumi kita. Apabila bukan dari matahari, maka akan terjadi malam selama-lamanya, dan setiap daerah akan terselimuti es. Kehidupan dengan begitu akan mustahil, dan kita pun tidak akan ada.

Panas yang diberikan matahari akan sangat tinggi selama musim panas. Namun, matahari jaraknya jutaan kilometer dari bumi, dan hanya 0,2 persen dari panasnya yang benar-benar mencapai bumi. Sejak suhu di bumi bisa sangat tinggi, meskipun matahari letaknya begitu jauh, bagaimana dengan suhu matahari itu sendiri?

Temperatur di permukaan matahari adalah 6.000 derajat Celcius, dan 12 juta derajat Celsius di dalamnya.

Allah telah menciptakan jarak yang sempurna antara bumi dan matahari. Apabila jarak matahari lebih dekat dengan kita, maka semua yang ada di bumi akan menguap dan terbakar. Begitu juga, apabila jaraknya lebih jauh dari saat ini, maka semua daerah akan tertutupi es. Dengan begitu, tentu saja, kehidupan akan mustahil.

Daerah kutub, daerah yang mendapatkan panas paling sedikit dari matahari, secara permanen diselimuti oleh es, sedangkan daerah ekuator, yang mendapatkan lebih banyak panas, selalu panas. Namun, perbedaan suhu antara kutub dan ekuator ini yang menyebabkan terciptanya iklim moderat di bumi secara keseluruhan, dan iklim inilah yang menyokong terwujudnya kehidupan. Hal tersebut adalah salah satu tanda dari tidak terhitungnya bukti cinta Allah kepada manusia.

Bila matahari lebih besar atau lebih kecil, lebih jauh ataupun lebih dekat dengan bumi, maka sangat tidak mungkin terjadi kehidupan di planet kita.

Bagaimanapun juga, Allah menciptakan matahari, bumi dan sistem tata surya dengan sedemikian teraturnya agar kita dapat hidup dengan nyaman. Di ayat lain dalam Al-Qur’an tertera bagaimana matahari dan bulan selalu bergerak sesuai perintah Allah :

“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu, dan bintang-bintang dikendalikan dengan perintahNya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang mengerti.” (Q.S.An-Nahl (16):12)

Sepucuk Kata

Dengan ini saya harap anda mendapat informasi yang bermanfaat untuk anda..

Selamat Membaca....